Perempuan Berkalung Al-Quran:  Sejarah Perempuan Sejati* 
Oleh: Moh. Fathurrozi el-Nawaf
 Jika
ada semboyan mengatakan bahwa al-Qur’an diturunkan di tanah Hijaz, ditulis di
Turki dan dibaca di Mesir, mungkin benar adanya. Sebab secara realita, dari
rahim Mesirlah tumbuh subur ahli qira’at, penghafal al-Quran dan bahkan qari’
berkaliber internasional. Sebut saja Imam Muhammad al-Mutawali, musnid dunia,
sanad tertinggi pada masanya, Ahmad al-Zayyat, pemuka ahli Qira’at pada masanya
dan Ummu Saad, perempuan yang memiliki sanad tertinggi, perempuan zahidah berkalung
cahaya al-Quran. Nama terakhir inilah yang jarang dikenal oleh para penghafal
al-Qur’an. Padahal, secara kwalitas hafalan dan kredibilitasnya tidak jauh berbeda
dengan kaum laki-laki.
Jika
ada semboyan mengatakan bahwa al-Qur’an diturunkan di tanah Hijaz, ditulis di
Turki dan dibaca di Mesir, mungkin benar adanya. Sebab secara realita, dari
rahim Mesirlah tumbuh subur ahli qira’at, penghafal al-Quran dan bahkan qari’
berkaliber internasional. Sebut saja Imam Muhammad al-Mutawali, musnid dunia,
sanad tertinggi pada masanya, Ahmad al-Zayyat, pemuka ahli Qira’at pada masanya
dan Ummu Saad, perempuan yang memiliki sanad tertinggi, perempuan zahidah berkalung
cahaya al-Quran. Nama terakhir inilah yang jarang dikenal oleh para penghafal
al-Qur’an. Padahal, secara kwalitas hafalan dan kredibilitasnya tidak jauh berbeda
dengan kaum laki-laki.





 

 
 
 
 
 
 
 
 
 Postingan
Postingan
 
 
